Breaking News

DKI JAKARTA

POLITIK

HUKUM

NASIONAL

TERBARU

Recent Post

Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Senin, 20 November 2017
Pengembangan Destinasi Wisata Pulau Senua “Diganjal” Perda ?

Pengembangan Destinasi Wisata Pulau Senua “Diganjal” Perda ?

NATUNA, HR - Pulau Senua merupakan salah satu ikon destinasi wisata unggulan Kabupaten Natuna, adalah pulau yang memiliki bentuk seperti perempuan hamil ini, sudah sangat sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

Keindahan Pulau Senua.
Bahkan, beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiasuti berlibur ke pulau yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya.

Akses menuju ke Pulau Senua pun terbilang cukup mudah, melalui pelabuhan rakyat Teluk Baruk Desa Sepempang, para wisatawan bisa menyewa pompong nelayan setempat dengan harga terjangkau.

Sayangnya, pengembangan Pulau Senua harus terganjal oleh peraturan daerah sendiri. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Natuna tahun 2011-2031 dijelaskan, pada bab V penetapan kawasan strategis Pasal 48 poin (1), menetapkan pulau Senua termasuk pulau kecil terluar yang harus dilindungi dan bukan termasuk dari beberapa kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata.

Selain Pulau Senua, rencana pemerintah daerah untuk membebaskan 16 titik lahan lainnya yang akan digunakan untuk kepentingan pertahanan, pariwisata, pendidikan, kantor camat, dan perhubungan di Kabupaten Natuna pun ikut terganjal karena permasalahan status lahan yang terbentur oleh perda tersebut.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pembelian atau Pembebasan Lahan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Natuna, Agustian mengatakan Pemkab tidak akan melakukan pembayaran kalau masih ada masalah administrasi yang belum terselesaikan.

”Untuk lokasi yang berada di Pulau Senua, kita belum bisa melakukan pembayaran karena termasuk pulau kecil yang dilindungi,” terang Agustian kepada awak media, Senin (13/11).

Selain lokasi di pulau senua, menurutnya masih ada sepuluh lokasi lagi belum dibebaskan, dengan kendala yang sama.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Erson Gempa Afriandi mengatakan akan terus memperjuangkan pembangunan Pulau Senoa untuk destinasi wisata unggulan daerah.

Salah satunya dengan membangun Mainland Teluk Baru (dermaga wisata-red), sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju ke Pulau Senua.

Erson berharap kepada semua pihak, baik dari pemerintah, instansi vertikal maupun masyarakat dapat mendukung setiap percepatan pembangunan yang ada di Natuna, termasuk dari sektor pariwisata, yang merupakan 1 dari 5 percepatan pembangunan yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Natuna. fian







Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Selasa, 03 Oktober 2017
Begini Cara Siswa SMK N 1 Rota Bayat Peringati Hari Batik

Begini Cara Siswa SMK N 1 Rota Bayat Peringati Hari Batik

KLATEN, HR – Beragam aksi untuk menyambut Hari Batik Nasional yang diperingati tanggal 2 Oktober 2017, Dalam rangka menyemarakkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Rota Bayat, menyelenggarakan lomba peragaan busana antar kelas, dengan mengusung tema “Fashion Show Batik Massal”. Salah satu aksi yang disuguhkan seluruh siswa menampilkan peragaan busana atau Fashion Show batik kreasi masing-masing.

Bagaikan peragawan-peragawati profesional sejumlah siswa tampil dengan riasan wajah nan cantik rupawan dan berlenggak-lenggok nampak luwes ditengah-tengah ratusan pengunjung. Setidaknya ada enam karya busana produk unggulan yang dirancang para siswa dari Program Keahlian Tata Busana yang ditampilkan dalam lomba tersebut.

“Program lomba batik antar kelas ini kami adakan untuk menyambut Hari Batik Nasional, dengan tujuan untuk membangkitkan rasa bangga terhadap Batik sebagai salah satu warisan budaya luhur bangsa Indonesia,” ungkap Kepala SMKN 1 Rota Bayat, M Choiri, kepada wartawan seusai lomba, Senin (2/10/2017).

Sementara itu, perayaan menyambut hari Batik Nasional ini juga diadakan di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah dan dihadiri dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang bertujuan untuk memberikan dukungan pengembangan usaha bagi para anak muda yang bekerja di Industry Kreatif salah satunya di Kabupaten Klaten.

“Melalui Program (Youth Economy Empowerment in Indonesia Heritages Sites, though capacity Building and Sustainable Tourism) UNESCO akan memberikan Pemberdayaan Ekonomi Kepariwisataan bagi Pemuda Indonesia dan akan memberikan pembinaan melalui pengembangan kapasitas dan Periwisata berkelanjutan, sehingga pelestarian Batik ini dapat melahirkan generasi baru untuk mempertahankan keberadaan Batik dan mempromosikan ditempat lain,” terang Kepala Unit Kebudayaan UNESCO, Mr Bernard Alex Zaco.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk wilayah Klaten khususnya Bayat dan kecamatan Wedi merupakan Pilot Project dari program ini, berdasar hasil survey 75% penerima manfaat adalah pemuda yang bekerja di sektor Fashion dan Handycraft yang sebagian besar tidak lepas dari Batik. Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian Batik diharapkan masyarakan selalu mempromosikan wilayah Wedi dan Bayat sebagai kawasan Multipotensi Ekonomi Kreatif dan Multidimensi Wisata. ani sumadi








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Jumat, 01 September 2017
Menanti Implemetasi Tanjung Enim Menuju Kota Tujuan Wisata Sumsel

Menanti Implemetasi Tanjung Enim Menuju Kota Tujuan Wisata Sumsel

MUARA ENIM, HR – Bupati Muara Enim, HM Muzakir Sa’i Sohar berharap Kabupaten Muara Enim dapat dijadikan sebagai daerah destinasi wisata alam dan argo wisata. Keinginan itu diharapkan dapat terwujud, sesuai dengan amanat UU No 10 tahun 2009 tentang Parawisata.

Dikatakan Bupati, bila hal itu terwujud, maka akan meningkatkan pendapatan nasional dan daerah serta pemerataan lapangan kerja, yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Ketua Bappeda Kabupaten Muara Enim, H DR Abdul Najib, mengatakan bahwa di Kabupaten Muara Enim sudah ada program pariwisata, terutama di Kec Lawang Kidul, Tanjung Agung, Semendo dan lainnya. Tujuan wisata ini berbentuk wisata alam dan agro wisata.

Seminar ini dikuti oleh Camat Lawang Kidul Drs Noviar, tokoh masyarakat, anggota DPRD, LSM dan masyarakat.

Dalam sesi tanya jawab, masyarakat berharap di Muara Enim dan Tanjung Enim ada wisata hiburan masyarakat, sebab selama ini warga selalu berwisata ke kabupaten lain, seperti water boom.

Terkait Tanjung Enim Kota Wisata, (31/8), Direktur Produksi PTBA, Surya Eko M, menjelaskan bahwa inisiatif kota wisata telah dicanangkan sejak 28 Agustus 2016. Rencana pembangunannya mengambil ciri khas kedaerahan, yakni mengacu pada sejarah Kerajaan Sriwijaya dan sejarah perjuangan Islam di Sumsel. Pendirian tempat wisata tersebut diantaranya; Museum Batubara, kebun binatang mini dan jogging track, serta konsep wisata religi. ja






Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Minggu, 20 Agustus 2017
Keluarga Besar Raja Naibaho Dukung Renovasi Tugu

Keluarga Besar Raja Naibaho Dukung Renovasi Tugu

JAKARTA, HR – Ketua Umum Punguan Raja Naibaho Dohot Boruna Sejabodetabek, Ir Nikolas S Naibaho, mendukung dilakukannya renovasi Tugu Raja Naibaho. Dibalik itu, Nikolas menyarankan kepada panitia renovasi untuk memperhatikan legalitas kepemilikan lahan tempat berdirinya Tugu Raja Naibaho.

“Tujuannya agar kedepan tidak ada gugatan terkait kepemilikan lahan dari pihak manapun. Keabsahan lahan juga jangan dilupakan panitia. Kami dari Punguan Raja Naibaho Dohot Boruna Sejabodetabek sangat mendukung kegiatan renovasi dan susunan panitianya,” ujar Nikolas saat dimintai tanggapannya oleh HR, Minggu (20/8) malam.

Dukungan serupa juga diungkapkan Ketua Punguan Raja Naibaho Siahaan Sejabodetabek, yang juga selaku Pimpinan Umum Surat Kabar Harapan Rakyat, Agus Naibaho. Agus Naibaho berpesan kepada seluruh panitia untuk bekerja dengan baik dan tulus.

"Punguan Raja Naibaho Siahaan mendukung kegiatan ronavasi itu tanpa syarat dan sepakat menyalurkan donasi melalui bendahara Punguan Raja Naibaho Siahaan. Dan tidak tertutup bila ada yang menyumbang secara pribadi-pribadi," tegasnya. 

Seperti diketahui, Punguan Raja Naibaho Boru, Bere dan Ibebere se - Indonesia (PRNB), akan memulai pemugaran/renovasi Tugu Raja Naibaho, Senin (21/8), yang berlokasi di Tajur, Kelurahan Pasar Pangururan, Kab Samosir.

Ketua Panitia renovasi Tugu Raja Naibaho, Efin Romulo Naibaho, usai peletakan batu pertama, Sabtu (19/8), mengatakan, bahwa renovasi Tugu Raja Naibaho atas kerjasama seluruh marga Naibaho di seluruh dunia.

Efin meminta kepada seluruh keluarga besar Raja Naibaho, khususnya yang berdomisili di Samosir, agar turut mengawasi jalanya pembangunan renovasi tugu.

Efin menambahkan, panitia juga berhasil menggalang dana pada saat Malam Nada dan Dana yang digelar baru-baru ini di Kota Medan. Pada kegiatan penggalangan dana itu, berhasil terkumpul donasi sebesar Rp 100 juta lebih. Bahkan, kata Efin, dukungan donasi pun masih akan bertambah dari para pengurus Raja Naibaho di seluruh dunia.

“Sudah banyak pengurus Punguan Raja Naibaho di seluruh dunia yang telah berkomunikasi dengan panitia renovasi, dan mereka siap memberikan donasinya. Kedepan, donasi renovasi ini akan makin bertambah. Mohon doa semoga kegiatan renovasi ini berjalan lancar,” ujarnya.

Ketua Umum PRNB se - Indonesia Prof Dr Ponten Naibaho didampingi Sekum, Marihot Richard Naibaho menyampaikan sejarah kenapa tinggi Tugu Raja Naibaho hingga 17 meter. Karena generasi ke-17 dari Raja Naibaho yang memulai pembagunan tugu ini.

"Ini sejarah yang tidak bisa dilupakan dan harus dilestarikan," bebernya.

Berdasarkan sejarah Raja Naibaho, peletakan batu pertama Tugu Raja Naibaho dimulai 10 Februari 1991 dihadiri kedua anak dari Raja Naibaho yaitu Parhajapjap dan Talpak Lading.

Tugu Raja Naibaho diresmikan pada 9 Juli 1992 oleh Ketua Umum Raja Naibaho St MO Naibaho serta disaksikan sponsor utama Aller Naibaho pemilik PT Pasorha. Saat peresmian dilaksanakan pesta adat selama 1 minggu.

Setelah 25 tahun, kata Ponten, baru tahun ini dilaksanakan renovasi yang formal walaupun sebelumnya ada renovasi.

Dia juga memberitahukan bahwa akan dilaksanakan Mubes PRNB di Kabupaten Samosir tahun 2018 untuk memilih pengurus yang baru, sekaligus silaturahmi partangiangan untuk seluruh keluarga besar Raja Naibaho.

“Usai peletakan batu pertama renovasi tugu. Dilaksana pemilihan pengurus wilayah Raja Naibaho Kabupaten Samosir sekaligus pelantikan,” ujarnya.

Pemilihan Ketua Raja Naibaho Kabupaten Samosir akhirnya terpilih Bongsu Naibaho sebagai Ketua Umum dari anak pertama (Pultak pagar) Raja Naibaho. Dalam menjalankan organisasi PRNB Kabupaten Samosir, Bongsu akan dibantu oleh lima Ketua lainnya, yakni Mangiring Naibaho, Banjir Naibaho Edis V Naibaho, Kornel Naibaho dan satu mewakil dari pomparan (keturunan) Talpak Lading, Noso Angkat.

Sedangkan untuk Sekum terpilih Ferdinan Tindaon, dan Bendahara Umum dijabat Ir. Amson Lamsihar Naibaho.

Ketua Umum terpilih, Bongsu Naibaho berjanji akan membangkitkan PRNB di Samosir dan mempersatukan keluarga besar Raja Naibaho.

Sebelum peletakan batu pertama, dilaksanakan kebaktian singkat dipimpin pendeta Sihombing diikuti ratusan keturunan Raja Naibaho dari Kota Medan dan Samosir, dan acara berlangsung hikmad. nel








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Selasa, 30 Mei 2017
Perjuangan Tim DAD Sintang pada Gawai Dayak di Pontianak

Perjuangan Tim DAD Sintang pada Gawai Dayak di Pontianak

SINTANG, HR – Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang dibawah pimpunan Jefray Edward mengirim tim untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan pada pelaksanaan Gawai Dayak XXXII di Pontianak, yang berlangsung 20-27 Mei 2017.

Untuk berpartisipasi dalam seluruh perlombaan yang dipusatkan di Rumah Radakng tersebut, DAD Kabupaten Sintang menunjuk Hendrika yang juga Kadis Pemuda, Olahraga dan Pariwisata untuk memimpin kontingen DAD Kabupaten.

“Hingga hari ini, seluruh tim dalam keadaan sehat walafiat. Tidak ada kendala yang dihadapi seluruh anggota tim kita” terang Hendrika.

“Tim DAD Sintang berhasil menjadi juara pertama untuk tiga jenis perlombaan yakni lomba sumpit beregu putra yang dikoordinir Mateus Siong, lomba display budaya yang dikoordinir Silvanus Barage, dan lomba memasak makanan tradisional yang dikoordinir oleh Wenefrida Rosa Ilin. Yang mendapatkan juara dua adalah sumpit perorangan dan lomba menumbuk padi yang diikuti oleh ibu-ibu dari Ensaid Panjang” terang Hendrika.

“Untuk lomba memasak makanan tradisional, Wenefrida Rosa Ilin dan timnya memasak makanan khas sintang yang berasal dari alam saja tanpa bumbu, ternyata masakan yang disajikan tim kita mendapat apresiasi dari tim juri” terang Hendrika.

“Untuk lomba menumbuk padi sebenarnya kita sudah tampil maksimal dan saya yang menyaksikan langsung lomba tersebut menganggap kita layak juara pertama, tetapi tim juri hanya menempatkan tim kita di urutan kedua saja” terang Hendrika yang mendampingi langsung ibu-ibu dari Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai saat berlomba.

“Nilai tim sumpit beregu kita mencapai 690. Tim berjumlah 3 orang yang semuanya bisa memberikan nilai yang terbaik sehingga mendapatkan nilai tinggi dan mengalahkan tim lainnya” terang Mateus Siong.

Silvanus Barage yang dipercaya mengkoordinir keikutsertaan DAD Sintang dalam lomba display budaya menjelaskan hanya menghias kendaraan pick up dengan miniatur rumah betang dengan segala aksesorisnya sehingga memikat tim juri.

“Rumah betang tersebut kami berikan hiasan khas Dayak Kabupaten Sintang dengan anggota tim yang sudah berpakaian seni dan budaya Dayak Sintang” terang Silvanus Barage. eric










Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Kamis, 25 Mei 2017
Tahun 2017, Bandara Haji Muhammad Sidik Kembali Gagal Beroperasi

Tahun 2017, Bandara Haji Muhammad Sidik Kembali Gagal Beroperasi

MUARA TEWEH, HR – Pekerjaan proyek pembangunan Bandar Udara Trinsing, dan sekarang ini telah berganti nama menjadi Bandar udara Haji Muhammad Sidik, yang terletak di Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan, Kab Barito Utara, Kalimantan Tengah, masih sangat jauh dari harapan untuk dapat beroperasi pada 2017.

Bandar Udara 
Haji Muhammad Sidik
Pekerjaan proyek pembangunan Bandar Udara yang menjadi kebanggaan Warga Bumi Iya Mulik Bengkang Turan di Kab Barito Utara tercinta, khususnya masyarakat sekitar Bandar Udara warga Desa Trinsing mungkin harus lebih bersabar untuk melihat pesawat mendarat di desanya. Tentunya juga Kementerian Perhubungan yang semula merencanakan akan beroperasinya Bandar Udara Haji Muhammad Sidik pada tahun 2016, kiranya dapat merealisasikan percepatan pembangunan Bandar Udara.

Mamat Aini Sugiarto selaku Kasubsi Keselamatan Penerbangan Bandar Udara Beringin Muara Teweh, ketika ditemui diruangannya, membenarkan bahwa untuk tahun 2017 Bandar Udara Haji Muhammad Sidik belum lagi dapat dioperasikan, mengingat masih banyak lagi yang perlu dibenahi, termasuk sisi darat Bandar Udara juga pagar Bandar Udara, sampai nantinya sesuai standar klasifikasi bandar Udara.

Dijelaskannya, bahwa untuk pekerjaan tahun anggaran 2017, sebagian pekerjaan masih dalam proses lelang dan sebagiannya sudah selesai lelang. Namun, total anggaran yang digelontorkan Kementerian Perhubungan tahun ini untuk proyek lanjutan pembangunan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik belum bisa dirincikan secara pasti.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab Barito Utara, Ir Iwan Fikri, ketika dikonfirmasi di kantornya, menjelaskan, bahwa untuk lanjutan pekerjaan Bandar Udara Trinsing untuk tahun anggaran 2017 telah digelontorkan anggaran Rp 23 M.

Iwan Fikri menjelaskan bahwa yang telah selesai proses lelang sebesar Rp 19,5 M.

“Dalam pemaparan Kementerian Perhubungan pada saat musrembang di Palangkaraya untuk pekerjaan lanjutan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik untuk tahun 2018, telah disiapkan anggaran sebesar Rp 60 M, dan untuk seluruh aset Bandar Udara Trinsing telah diserahkan langsung di Jakarta ke Kementerian Perhubungan beserta nama bandar udara yang baru yaitu Bandar Udara Haji Muhammad Sidik,” ujar Iwan Fikri. mangatur ps







Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Festival Pesona Danau Limboto September 2017

Festival Pesona Danau Limboto September 2017

JAKARTA, HR - Potensi pesona Danau Limboto yang berada di Kabupaten Gorontalo, kembali akan digelar dalam bentuk festival. Semasa kepemimpinan Bupati Prof. Nelson Pomalingo, Ini yang kedua kalinya dijadikan pusat wisata menyelenggarakan Festival Pesona Danau Limboto, Gorontalo, tanggal 21 sampai 25 September 2017.

"Danau Limboto ini potensinya banyak. Setiap tahun kita selenggarakan festival pesona danau Limboto, dan ini tahun kedua saya. Festival ini juga untuk pelestarian danau, dulu danau Limboto luasnya 7.000 hektar kini tinggal 3.000. Kedalamannya juga kini tinggal sekitar dua setengah meter. Bulan September nanti puncak kegiatan festival," jelas Nelson disela-sela malam promosi festival Danau Limboto bersama tokoh masyarakat dan warga Gorontalo kepada wartawan di Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (23/5).

Mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ini menyebutkan ada sekitar 10 item sub event yang akan menyemarakan Festival Pesona Danau Limboto, September mendatang yang semua event itu akan berpusat di Pentadio Resort dan kawasan danau Limboto. Dan Ia berharap danau Limboto bisa lebih dikenal dan menarik lagi wisatawan dari luar Gorontalo serta Manca Negara.

Di ajang wisata Festival Danau Limboto akan menggelar parade budaya, lomba layang-layang, dan perahu tradisional. Festival Danau Limboto kali ini menampilkan berbagai atraksi dan perlombaan, seperti pawai budaya dan lomba alanggaya (layang-layang) tradisional. Tidak ketinggalan, ada juga lomba perahu tradisional, festival burung berkicau se-Sulawesi, pemilihan Nou dan Uti Gorontalo, dan festival kuliner ikan tangkapan danau Limboto se-Provinsi Gorontalo.

“Daya tarik lokal adalah kehadiran burung migran untuk pecinta burung, dan adanya ikan yang endemik. Di Danau Limboto akan dibangun wisata senja dan malam untuk menjual berbagai hasil produk kita,” jelas Prof. Nelson.

Danau Limboto, lanjutnya, adalah salah satu calendar of event 2016, ajang wisata Provinsi Gorontalo selama 2016. Ini adalah upaya untuk meningkatkan dan mengenalkan potensi wisata dan budaya di Gorontalo hingga tingkat internasional.

Danau Limboto tidak jauh dari Pentadio Resort dan hanya 7 kilometer dari lautan, sehingga wisatawan selain bisa menikmati indahnya sunrise, para wisatawan juga bisa memancing ikan di danau sembari menatap sunset dari danau atau pantai.

Wisata di danau Limboto juga terasa lengkap dengan migrasi burung dari Filipina ke Australia, yang biasanya singgah di danau Limboto. Selain itu ikan khas di danau Lomboto dan di laut Gorontalo, sangat khas serta terkenal di luar negeri, seperti di Jepang.

Menurutnya saat ini Pemda setempat telah berbenah diri untuk mensukseskan Festival Danau Limboto dengan mempersiapkan semua infrastruktur seperti cottage, home stay rumah singgah dengan harga murah, dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berupa pelatihan kursus bahasa untuk pemandu wisata (tour guide).

Sementara itu, Elsa Syarif, SH turut hadir dan dipercaya sebagai kordinator event wisata ini dalam sambutannya mengutarakan destinasi wisata pesta Danau Limboto pada bulan September yang akan datang diharapkan menjadi icon yang akan meningkatkan perekonomian daerah.

“Pariwisata diharapkan menjadi icon yang akan membentuk suatu turunan-turunan guna peningkatan perekonomian suatu daerah,” katanya. igo/nel







Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Selasa, 25 April 2017
Kondisi Bunker Peninggalan Belanda di Kota Bogor Butuh Perhatian Pemkot

Kondisi Bunker Peninggalan Belanda di Kota Bogor Butuh Perhatian Pemkot

BOGOR, HR - Sebuah bunker yang diduga bekas peninggalan zaman Belanda di Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor kerap dimanfaatkan seorang kakek Kakek bernama Tamim (86), sebagai sang juru pelihara bunker.

Tamim sukarela bersihkan Bunker
Ia setiap harinya selalu berada di lahan kosong tempat dimana bunker itu dibangun. Mulai dari pagi hingga sore hari dirinya beraktivitas diatas lahan kosong milik pengusaha keturunan Tionghoa itu.

Menjaga dan memelihara bangunan cagar budaya itu pun dijalaninya dengan sepenuh hati. Rerumputan yang tumbuh lebat di sekitar bunker kerap ia cabuti dengan parang yang selalu dibawanya setiap hari. Meski ketika terik matahari menyengat, ia tetap menjalankan aktivitasnya. Namun berbeda ketika hujan mulai turun, Ia sejenak beristirahat dan mencari tempat berteduh. Bukan rumah yang dijadikannya tempat untuk berteduh, melainkan bunker peninggal Belanda yang Ia jadikan tempat untuk berteduh.

Di dalam bangunan berdiameter kurang dari dua meter itu ia menghindari guyuran air hujan. Namun meski demikian, tak jarang dirinya tetap terkena guyuran air hujan yang menembus bunker. "Iya kan bagian atapnya bolong, jadi bocor, air hujannya masuk ke dalam, ungkapnya, Selasa (18/4/2017).

Hal tersebut tidak membuatnya kehabisan akal untuk membuat bangunan tersebut tak bocor lagi. Tampak sebuah kantong kresek besar berwarna biru berada di dalam bunker kerap digunakannya untuk menutupi bagian atap bunker yang bolong.

"Sengaja saya bawa dari rumah untuk nutupin bagian yang bolong, supaya pas hujan air tidak masuk ke dalam bunker," katanya.

Hal itupun telah ia lakukan selama puluhan tahun. "Sebelum bunker ditetapkan cagar budaya, saya sudah di sini menjaganya, kurang lebih sudah 47 tahunan," paparnya.

Selama itu pula, tak ada satupun orang yang berani mengotori ataupun merusak bunker. "Yang datang ke bunker selalu jaga kebersihan, paling mereka hanya foto-foto, kalau ada mahasiswa biasanya penelitian,"tukasnya. kevin








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Senin, 24 April 2017
Siswa SMP Ma’arif 13 Tempurejo Nikmati Potensi Wisata Desa Sanen Rejo

Siswa SMP Ma’arif 13 Tempurejo Nikmati Potensi Wisata Desa Sanen Rejo

JEMBER, HR – Siswa SMP Ma’arif 13 Tempurejo menikmati wisata di Sanen Rejo. Wisata ini terletak di Desa Sanen Rejo Kecamatan Tempurejo. Wisata ini dijuluki wisata Sanen Rejo oleh masyarakat Tempurejo.

Untuk mencari simpati masyarakat serta mempromosikan wisata, sebanyak 30 siswa SMP Ma’arif 13 Tempurejo menikmati Wisata Sanen Rejo, didampingi Kepala Sekolah, Nuryanto.

Selain Kepsek, Nuryanto juga merangkap Sekertaris Gemston (Sanen Rejo), dan anggota dari wisata. “Sementara ini karena wisata masih seumur jagung, patut untuk diberikan waktu di luar jam belajar untuk menikmati Wisata Sanen Rejo,” ujarnya, Rabu (12/4).

Wisata Sanen Rejo memiliki tiga nama yaitu Wisata Sarung Jeram diresmikian pada tahun 2016, Wisata (DBR) tahun 2017, dan yang tidak asing lagi kususnya Masyarakat Jember , Wisata Miru Beriti.

Medan yang harus ditempuh untuk berkunjung ke Wisata Miru Betiri sangatlah rusak, licin dan berbatu. Karena itu dengan adanya wisata baru Sarung Jeram dan DBR, mungkin sedikit banyak akan terangkat pula. Padahal Wisata Miru Betiri sangatlah bagus pemandangannya, tidak kalah pada wisata lokal yang ada di daerah kabupaten lainnya.

Pada tahun 2016, masyarakat Sanen Rejo memperkenalkan Wisata Sarung Jeram dan Wisata (DBR). Pendirian wisata ini sangat direspon positif oleh masyarakat Sanen Rejo. Dengan adanya wisata baru, bisa terangkat pula perekonomian masyarakat, dan Desa Sanen Rejo akan terkenal dengan julukan wisatanya.

Pemuda Mandilis Bersatu (PMB) akan menjamin keamanannya serta memberikan tempat yang layak untuk berkunjung yang menikmati hari libur di Wisata Sanen Rejo. Di tempat itu juga akan dipersiapkan areal Pedagang Kali Lima (PKL), dikhususkan kepada warga setempat.

“Selama ini bagi pengunjung yang hadir hanya dibebankan biaya parkir Rp 2000. Dana tersebut digunakan untuk perawatan bunga serta kebersihan. Selain itu, dana itu akan dikembangkan untuk pembangunan kolam renang,dengan waktu yang sangat singkat,” ujar Nuryanto.

Maret 2017 lalu, Wisata Sanen Rejo dikunjungi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Jatim) Dr H Jariyanto MSi. Dalam kunjungannya, Jariyanto mengutarakan potensi alam yang ada di Kabupaten Jember haruslah dimanfaatkan, karena bisa membawa nama harum daerah itu sendiri.

Dalam kunjungan Jariyanto di Desa Sanen Rejo didampingi oleh Pemkab Jember, PTP 12 Sanen Rejo, dan KPH Perhutani Kabupaten Jember.

Harapan Masyarakat serta dalam pendirian Wisata Sanen Rejo kedepan wisata akan tetap berjalan sesuai keinginan masyarakat, dan akan menjadikan Kabupaten Jember sebagai daerah wisata. Tapi semua itu harus didukung penuh khususnya Pemkab. Dalam waktu 10 tahun kedepan, wisata Sanen Rejo makin tidak asing lagi di telinga rakyat Indonesia. Dan harus diakui bahwa selama ini wisata Jember tertinggal jauh dari wilayah tetangganya. febri







Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Jumat, 21 April 2017
4 Rumus Sukses Bisnis ala Ratna Listy

4 Rumus Sukses Bisnis ala Ratna Listy

JAKARTA, HR - Ratna Listy dikenal sebagai Penyanyi Keroncong, juga menekuni dunia acting ini, meski awalya dilakoninya karena “kepepet” dan tidak sengaja membuka franchise Resto Bebek Jumbo, namun kini makin serius “jatuh hati” mengembangkan bisnis kuliner, terbukti sudah 2 tahun usahanya berjalan lancar dan tetap bertahan.

Ratna Listy
Penyanyi merangkap presenter dan bintang sinetron meyakini kehidupannya bisa tetap survive meski tak lagi didampingi suami.

“Jadi single parent, aku harus mandiri. Semua demi anak-anak. Ya jalani bisnis, ya tetap sibuk di dunia keartisan,” tuturnya saat ditemui di Resto Bebek Jumbo miliknya. yang berlokasi di Ruko Boston Square Blok RK I/36, Kota Wisata Cibubur, awal pekan lalu.

Terjun ke bisnis, menurut Ratna Listy dirinya punya 4 rumus sehingga bisa survive hingga kini, yaitu Niat, Tekad, Manfaat dan Zakat. Pertama punya niat. Ingin binsis harus punya niat. Niat siapkan modalnya dan kelengkapannya bukan hanya omongan saja, punya tekad kuat.

“Karena Kalau kita saat memulai bisnis kita sharing sama orang tua atau keluarga mungkin juga teman, pasti ada komentar, Kok tidak ini aja, kok tak begitu aja. Macam macam lah komentar yang akan muncul, maka kita harus punya tekad dan punya alasan. Jangan terpenagruh dengan yang lain,” katanya.

Kedua ada manfaatnya. Berbisnis harus punya manfaat, untuk siapa ! minimal untuk karyawan bisa menyiapkan lapangan kerja .

“Minimal aku punya niat bisa bantu orang lewat usahaku ini. Lalu juga menyadiakan alternatif makanan bagi orang lain disukai, tapi malas masak sendiri. Pertimbangan kalau ayam bisa beli mentah di pasar dimasak sendiri. Tapi kalau bebek malas beli mentah masak sendiri, apalagi motong bebeknya. Mendingan duduk manis, makan di restoran,” terangnya.

Ketiga semangat. Menurut Listy semangat ini bisa naik turun, berfluktuasi. Tapi harus jaga semangat jangan sampai padam. Ia mencontohkan banyak temannya yang usaha kuliner guling tikar.

“Contoh nich banyak temen-teman kanan kiriku yang usaha kuliner belum setengah tahun, tapi udah gulung tikar, karena mereka tidak sabar, kurang menjaga semangat, baru setengah tahun udah tutup,” ungkapnya.

Memang kita harus semangat, kita tidak bisa balik modal secara cepat, tidak bisa. Kita harus tetap semangat. Dipahamilah this life, ini adalah bisnis, kadang rame -rame kadang sepi. Menjaga semangat bukan hanya diriku tapi orang orng sekelilingku, anak-anak staf, jangan sampai kendor. Kita semangati mereka, sehingga tetap semangat. aku beri motivasi, bahwa kalian ini disini kerja, kita sama- sama cari rezeki disini, kamu harus ramah pada setiap tamu. Sama sama kita berikan pelayanan terbaik. Jangan karena sepi atau orangnya judes, kamu jadi judes. Enggak demikian. Layani sepenuh hati, pembeli kan berbeda- beda. Binis kuliner ini bisnis komplein. Enak aja dikomplain,meski komplai positif, apalagi tidak enak. Meski begitu kita harus tetap senyum, tetap ramah melayani dengan baik,” pungkasnya.

Keempat Zakat. Listy menegaskan, sekecil apapun rejeki yang didapat harus tetap berikan zakat. “Sekecil apapun ada yang untuk zakat”.

Banyak Varian Menu
Di Resto Bebek Jumbo Rata Listy menyajikan banyak menu, diantaranya Bebek Kremes, Bebek Gorang, Bebek Bakar madu hingga Steak Bebek dan 57 varian menu lainnya menggunakan bahan baku Bebek, dengan daging bebeknya yang tidak terasa amis.

“Sajian steak bebek adalah menu unggulan, karena hanya ada di Indonesia dan hanya di Restoran Bebek Jumbo” ujarnya.

Rahasianya rasa gurih daging bebek dan tidak amis, ada pada pemilihan bebek dari hasil silang Bebek Bangkok dengan Bebek Kediri, dimana bebek Bangkok dari ukuran besarnya, namun kurang gurih, sedangkan bebek Kediri dagingnya gurih, disilangkan sehingga menghasilkan bebek yang besar dan gurih. Juga makanan bebek bukan dari dedak, tetapi sayuran khususnya sawi, maka bebek yang dihasilkan tidak amis dan rendah kolesterol.

“Niat aku kuliner Bebek Jumbo, karena hoby kuliner dan penggemar bebek. Dan bebek aku lihat berbeda dangan yang lain. Jika jangaan terpengruh yang lain,” aku Ratna Listy.

Untuk menghibur pengunjung di restonya, perempuan kelahiran Madiun, Jawa Timur ini bernyanyi sambil memetik gitar.

“Aku juga bisa tampil nyanyi pakai gitar bolong, ya buat menghibur pengunjung yang sedang asyik makan,” sebutnya. igo






Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Rabu, 29 Maret 2017
Tesa Amelia Kini Menjajaki Jalur Nyanyi

Tesa Amelia Kini Menjajaki Jalur Nyanyi

JAKARTA, HR - Darah seni sudah mengalir dalam dirinya sejak usia dini, mungkin sejak dalam kandungan. Kodrat ini lah menggerakkan gadis manis, Tesa Amelia kelahiran Pekalongan 25 Tahun silam berhasrat besar menjalani hidup dalam dunia seni. Akan tetapi semua itu perlu ketekunan dan kesebaran untuk menemukan peluang menapak cita-cita, dan diringi doa.

Karena niat dan kemauannya, Tesa menemukan jalan awal kesempatan tatkala usia 16 tahun ada kesempatan berjalan di catwalk dalam sebuah kegiatan fashion show di Kota Pekalongan di tahun 2008. Karena dianggap punya potensi dan berbakat, dari situ tawaran pun untuk fashion show sering di dapat.

Kemampuan dan rupa wanita berbintang Canser, berkulit kuning langsat ini ternyata dilihat oleh pencari sosok yang bisa diikut lombakan dalam pemilihan Putri Bunga Kota Pekalongan. Setelah dilakukan test berbagai kriteria, Tesa mampu mengalahkan pesaingnya hingga menjadi juara Putri Bunga Kota Pekalongan di bulan November 2008 .

Wanita nomor dua dari empat saudara terus berusaha agar mapan di dunia entertainmen, Ia berfikir untuk meninggalkan kampung halamannya mengejar karir di Ibukota Jakarta. Tekadnya bulat di tahun 2010 dirinya mengikuti berbagai casting untuk pemeran film di Jakarta. Hingga terpilih mengikuti acara realiaty Show di beberapa Televisi dan dipercaya ikut berperan di beberapa film kolosal ternama.

Penampilannya yang luwes dan muda bergaul serta murah senyum denagn tinggi badan 165 cm, membuat Tesa punya banyak kesempatan dan banyak yang membantu untuk mengasah kemampuan seninya. Ternyata dirinya juga punya kemampuan olah vokal, sehingga belakangan ini ia diminta untuk mengasah vokal di salah satu studio rekaman. 

“Saya mau persiapkan diri menjadi penyanyi. Ternyata katanya suara menyanyi dianggap punya kualiatas sebagai penyanyi, jika dilatih terus. Moga ya, bisa ada kesempatan buat album,” harap Tesa tersipu, ketika ditemui di salah satu studio rekaman di Tebet.

Penyuka coklat dan hoby olahraga ini berharap ada kemudahan dan jalan untuk karirnya di dunia entertainmen. 

“Saya ucapkan terimakasih kepada semuanya yang membantu hingga saya mulai menemukan titik terang,” sebutnya, seraya mengatakan, motivasi hidup saya ingin membahagiakan dan berguna bagi banyak orang. igo






Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Minggu, 19 Maret 2017
Pagelaran Seni Dan Budaya Kecamatan Jatinom

Pagelaran Seni Dan Budaya Kecamatan Jatinom

KLATEN, HR - Pentas seni dan budaya Perhimpunan Pemuda-pemudi (Permadi) Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, diadakan di Sanggar Kesenian Taman Pasar Jatinom, Senin (13/3/2017).
Pagelaran seni dan budaya yang meliputi dari wilayah Polanharjo, Karanganom, Tulung beserta wilayah Jatinom sekitarnya berlangsung meriah.

Acara tersebut yang dihadiri berbagai tamu undangan antara lain Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Klaten H Sunarno, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Klaten, dan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kecamatan Jatinom.

Menurut Ketua Dewan Kesenian yang merangkap Koordinator wilayah kawasan Jatinom, Haryadi HW didampingi koordinator lapangan Margiono mengutarakan, dalam rangka hari ulang tahun yang ke-5 Sanggar Kesenian Kecamatan Jatinom agar tetap mempertahankan dan memajukan kegiatan seni dan budaya di wilayah Jatinom. “Kebudayaan merupakan ciri suatu daerah yang harus dipertahankan, tentu diharapkan semua dukungan, baik dari sarana prasarana dan juga Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten,”ujar Haryadi HW.
Pentas seni dan budaya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti tari-tarian serta Reog Permadi Budoyo yang dipimpin oleh Mr. Rebo Handoyo. jack








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Kamis, 16 Maret 2017
Promosi Pariwisata, Sulut Manfaatkan Medsos

Promosi Pariwisata, Sulut Manfaatkan Medsos

MANADO, HR - Promosi pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) melalui berbagai media sosial (medsos) dapat mendorong industri pariwisata Sulut memasuki strategi pemasaran wisata secara digital.Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut terus memaksimalkan pemanfaatan medsos untuk mempromosikan pariwisata secara lebih luas.

Hal itu terungkap dalam Kegiatan Pengembangan Pariwisata Sulawesi utara mengenai sosialisasi Facebook yang diadakan Dinas Pariwisata di Hotel Mercure, Kamis (9/3/2017) siang.Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandouw mengatakan, pihaknya memaksimalkan peran medsos seperti facebook untuk memperbarui informasi-informasi pariwisata.

"Sulut harus mengenalkan keunggulan yang berbeda dari daerah lain. Hal ini yang akan disebarluaskan melalui media sosial," katanya.

Steven menilai selain memiliki nilai jual di bidang kuliner, budaya dan peninggalan sejarah, Sulut memiliki keunggulan dalam pemandangan alam seperti di objek wisata Danau Tondano, Gunung Lokon dan lainnya.

Promosi keunggulan wisata Sulut itu akan diikuti dengan pembenahan infrastruktur pendukung serta sumber daya manusia yang terlibat interaksi langsung dengan para wisatawan seperti pengelola objek wisata.

"Pemerintah berkomitmen pembenahan terus dilakukan untuk pengembangan pariwisata dan kenyamanan pengunjung. Pariwisata itu yang penting bagaimana membuat tamu yang berkunjung betah dan datang berulang kali," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Daniel Mewengkang mengatakan pengembangan pariwisata melalui promosi untuk menarik minat wisatawan akan terus dilakukan karena menjadi bagian penting sekarang ini. "Apalagi tujuan wisata di daerah sangat banyak, jadi butuh sosialisasi maksimal," katanya.Diketahui, Sulut meraih catatan impresif atau mengesankan di sektor pariwisata pada penghujung 2016 lalu. Sepanjang 2016, jumlah kunjungan turis asing mencapai 48.288 orang. Sementara itu, kunjungan turis domestik sepanjang tahun lalu tercatat 1,48 juta atau tumbuh 38,64%.

Tercatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi pada November hingga Desember 2016 tercatat 4.270 orang. Jumlah ini meningkat 229,22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.428 orang.Hal itu menyusul dibukanya penerbangan langsung dari sejumlah kota di Tiongkok ke Manado sejak awal Juli 2016. Rute penerbangan potensial ini kemudian mendorong peningkatan jumlah wisman ke Indonesia melalui Manado.Data menyebutkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui Manado hingga November 2016 mencapai 36.804 orang dan pada Desember 2016 lebih dari 40.000 orang.Kegiatan itu turut dihadiri Ketua Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Sulut Johny Lieke dan pelaku pariwisata lainnya. nixon








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Sabtu, 11 Maret 2017
“Tersandera” Kah Ibu Mega istri Pak Edi Priadi ?

“Tersandera” Kah Ibu Mega istri Pak Edi Priadi ?

JAKARTA, HR - Menyadari akan kekeliruannya, meski sudah terlanjur menanggung akibatnya, yakni harus mendekam diterali besi, dirasakan oleh Edi Priadi, warga Pulau Pari. Ia yang dulu karena sadar atau tidak sadar mengklaim tanah milik sebuah konsorsium adalah miliknya. Bahkan ia telah membangun rumah dan homestay di lahan tersebut. 

Namun ia tidak memiliki selembarpun dokumen otentik yang menyatakan tanah itu adalah miliknya. Bahkan ketika berurusan dengan pemilik lahan, ia menantang untuk menyelesaikan di Pengadilan. Akan tetapi akhirnya putusan Pengadilan menyatakan sdr Edi Priadi bersalah “menyerobot” tanah milik orang lain.

Sumber HR di Pulau Pari yang layak dipercaya, yang namanya dirahasiakan mengungkapkan, kini Edi menyadari akan kekeliruanya dan menyesal, maka ia melalui keluarga bermaksud memindahkan istrinya Bu Mega ke Pulau Tidung, dimana ada keluarga yang bermukim disana. Disamping itu dia divonis bersalah, dan dinyatakan tanah itu bukan miliknya, maka tidak berhak berada diatas tanah tersebut. Juga ada kabar bangunan rumah Edi oleh pemilik lahan akan dibongkar, karena bangunan liar dan tidak memiliki izin, sehingga perlu segera dikosongkan.

Berdasarkan kabar itu, ada staf kecamatan yang mendengar hal itu menjadi hiba, tidak ingin warganya pindah begitu saja tanpa ada pemberian kerohiman. Kemudian staf tersebut menghubungi pihak perusahaan untuk bisa berikan kerohiman kepada ibu Mega istri Pak Edi. Pihak perusahaan tidak keberatan asalkan Bu Mega meninggalkan Pulau Pari, maka dikirim utusan untuk menanyakan kepada Bu Mega apakah benar akan meninggal Pulau Tidung. Saat itu Ibu Mega menyatakan bersedia meninggalkan rumah yang berada diatas tanah bukan miliknya yang harus dikosongkan, dan bersedia menerima kerohiman.

Sumber lain yang menemui Pak Edi di Lapas menyatakan akan pergi aja dari Pulau Pari. “Saya tidak mau tinggal lagi di Pulau Pari. ”ucap Edi. Dan mengatakan terserah istrinya akan pindah ke Pulau Tidung tempat mantunya berada, yakni Didi. Saat dikonfirmasi Didi juga membenarkan Ibu Mertuanya akan tinggal ke Pulau Tidung.

Akan tetapi, beberapa hari setelah kunjungan pertama, kemudian utusan datang lagi menemui Bu Mega sekaligus akan menyerahkan bantuan kerohiman. Namun saat tiba di kediaman Bu Mega di Pulau Pari, sumber mengungkapkan, ditempat tersebut telah ada Tigor Hutepea yang mengaku dari LBH Rakyat Banten. Tak lama kemudian Sahrul Hidayat datang.

Saat utusan tiba, langsung bicara sama Bu Mega “ Bu saya datang kedua kalinya untuk menindak lanjuti yang kemarin, gimana ibu udah bisa terima apa tidak. Sebelum Bu Mega menjawab. Tigor menjawab. “Pak maaf ya. Saya sebagai kuasa hukum ibu ini, saya mau menanyakan katanya bapak ini mau menyerahkan uang. Untuk apa, dan darimana.

Dijelasin oleh utusan “Saya terus terang uang tersebut dari perusahaan ”. Ditanya Tigor bukan dari kecamatan. “Bukan, Itupun atas kebijakan yang diusulkan dari camat, karena camat menginginkan agar warganya jangan diusir begitu saja. Akhirnya ada inisiatif memberikan kerohiman. Sekarang saya mau serahkan".

"Oo tidak bisa,”kata Tigor, sementara Bu mega tidak diberi kesempatan untuk menjawab. Kemudian ditegasin oleh utusan , “Gimana bu keputusannya, diterima atau tidak ?”. Bu Mega jawab “Saya tidak, sebab kuasa hukum saya tidak,”ucap bu Mega dengan ucapan penuh ragu dan tidak sepenuh hati. Pasalnya kedatangan kedua kalinya karena Bu Mega pada minggu sebelumnya sangat mau, saat itu tidak ada LBH Rakyat Banten. Namun kini setelah ada LBH Rakyat Banten, anehnya Ibu Mega berubah drastis. Sumber mengungkapkan Bu Mega terkesan “tersandera”. Tersandera oleh siapa kah Ibu Mega?

Mungkin kah Ibu Mega “tersandera” agar pihak yang memanfaatkan untuk bisa menjadi alasan atau alibi tetap menduduki bangunan rumah dan homestay yang berada di tanah orang lain dan tanpa izin. Didi juga merasa heran, dan bertanya siapa yang membuat mertuanya begitu drastis berubah. Ada apa ?

Siapa sebenarnya Sahrul Hidayat yang mengaku sebagai Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FPPP) pada salah satu media membuat opini seakan dirinya generasi ke-5 yang mewarisi tanah di Pulau Pari, begitu semangat “berjuang” untuk yang bukan haknya.

Sementara sumber orang yang jelas leluhurnya di Pulau Pari mengungkapkan tanah yang ditempati Sahrul sebenarnya adalah tanah leluhurnya Pak Selamet, yang kemudian dia mendirikan bangunan untuk berdagang. Padahal tanah yang diklaim oleh Sharul adalah tanah yang sudah dijual leluhurnya Pak Slamet kepada seseorang.

Sharul dan Edy Mulyono benar atau tidak di salah satu media mengatakan warga dulu ada yang punya girik dan membayar PBB, namun tahun 1980 katanya girik mereka diambil oleh pihak kelurahan. Atas ucapan itu sumber mempertanyakan. Jika benar giriknya diambil oleh siapa. Bisa diminta kembali atau dituntut secara hukum. Jangan hanya membuat opini yang tak benar,”tandas sumber.

Tak hanya itu, Sharul dan Edy mengklaim masyarakat Pulau Pari telah berjaga menjaga tanahnya dengan bambu runcing. Benarkah demikian ? “Masyarakat yang mana. Tidak ada terlihat, dan tak mungkin masyarakat mau, karena mereka menyadari ”kata sumber.

Tak hanya itu, kembali Sahrul bersama Edy Mulyono, mengatasnamakan masyarakat berulah membuat petisi dan dengan beberapa orang berdemo pada Kamis (9/3/2017) sore, berniat akan menggusur keberadaan security penjaga lahan milik perusahaan di Pulau Pari. Juga memasang spanduk berisi provokasi untuk mengusir security agar bisa mempertahankan tanah yang ditempati, yang sebenarnya milik orang lain. Melihat kondisi tidak kondusif, security dan beberapa warga menghubungi pihak kepolisian. Paginya aparat kepolisian datang ke lokasi mengumpulkan Sharul Cs untuk berdialog.

Kepada mereka polisi minta agar tidak berbuat anarkis. Mengusir security tidak semudah itu. Polisi juga mengingatkan Sharul Cs jika sudah melapor ke Walhi, Komnasham, Staf kepresidenan, Ombusmen, tunggu aja hasilnya. Dan jika punya bukti yang cukup lakukan dengan jalur hukum. Polisi meminta Sharul cs mencopot spanduk yang berisi provokasi dan asutan. Atau Polisi yang akan mencopot. Dan akhirnya Sharul cs bersedia menurunkan spanduk. Dan meminta mediasi yang difasilitasi Pemda dan Kepolisian.

Akan tetapi karena apa ? Sharul berani menantang dan melecehkan Polisi, sekitar ba'da Isya mendatangi Pospol dan menyampaikan seakan warga tetap bersikeras ingin Security meninggalkan Pulau Pari dengan ultimatum dalam tempo 3x24 Jam . Ini berarti rencana adanya proses mediasi yang akan difasilitasi oleh pihak Pemerintah & Kepolisian tidak menggugurkan ultimatum yang sudah mereka sampaikan. igo




Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Senin, 06 Maret 2017
Membuat Opini Tidak Benar, Menjerumuskan Warga Pulau Pari?

Membuat Opini Tidak Benar, Menjerumuskan Warga Pulau Pari?

JAKARTA, HR - Memang perlu direnungi ada sekalimat kata bijak “Katakan yang benar, bila itu benar. Dan katakan yang salah bila itu adalah salah”. Kata bijak ini patut direnungi bagi mereka yang selalu menyampaikan kebohongan berulang ulang dan disampaikan kemana-mana, sehingga kebohongan itu dianggap benar. Apalagi tidak mengetahui kronologis dan masalah substansi sebenarnya.

Sepertinya hal ini yang terjadi dalam kasus Pulau Pari. Opini yang dikembang oleh pihak -pihak yang tidak tahu atau tidak mau tahu bagaimana sebenarnya status tanah Pulau Pari tersebut. Mirisnya atasnama masyarakat yang mengklaim sebagai ahli waris tanah tersebut. Bahkan mempropaganda dengan membuat opini seakan ada yang terzholimi. Padahal dia yang zholim.

“Kalau mereka punya HAK tempuh jalur hukum bukan opini. Ia bahas saja digunakan opini, memposisikan didzolimi padahal mereka dzolim. Mereka menempati tanah tidak pernah bayar PBB, diajak kerjasama, kok malah membuat opini yang tidak benar, dengan dalih memperjuangkan hak rakyat dengan mengangkangi hak orang lain. Apa ini sifat kesatria para pahlawan kesiangan?” tandas Endang Sofyan, selaku penasehat dan juru bicara PT Bumi Pari Asri, awal pekan ini.

Adanya pihak yang membuat kisruh di Pulau Pari. Padahal akan dilakukan privatisasi yang menguntungkan banyak pihak, menjadi keprihatinan bekas warga asli Pulau Pari yang tanahnya telah dijual. “Kasihan warga pulau pari yang dijerumuskan dalam masalah hukum, yang mereka tidak mengenal hukum, sehingga berani melawan RT, Lurah, Camat, Bupati dan aparat. Sehingga ada yang terkena masalah hukum. Saya meyakini warga Pulau Pari tidak seperti itu. Menuntut hak padahal bukan haknya, hanya karena digiring dengan opini,” ungkap Mashud, seorang ahli waris yang telah menjual tanahnya, belum lama ini.

"Ya, bila LBH dan Walhi seperti itu, membela tidak punya bukti keakuratan, berarti mau menjerumuskan. Nyatanya sudah ada yang ditahan melalui keputusan pengadilan, bahwa mereka bersalah. Mereka pada posisi yang lemah, karena tidak memiliki bukti kepemilikan apa pun. Hanya mengandalkan kronologis yang sudah dipelintir oleh sebagian orang untuk kepentingan pribadi dan kelompok,” ujar Mashud.

Jika mereka mengaku ahli waris yang telah turun-temurun, dipertanyakan oleh Slamet yang benar asli keturunan ahli waris tanah Pulau Pari dari kakeknya yang bernama Harun Arrasyid, yang mengakui tanah yang dimiliki konsorsium PT Bumi Pari Asri (dulu Bumi Raya) dibeli dari masyarakat pemilik asli tanah di Pulau Pari di tahun 1990-an. Dan saat itu masyarakat yang berkeinginan menjualnya.

“Saya asli punya leluhur di Pulau Pari, kakek saya bernama Harun Arrasyid asli pemilik tanah saat itu. Mereka yang mengaku hanya pendatang-pendatang yang numpang hidup di Pulau Pari, berawal dari masa jayanya hasil rumput laut di Pulau Pari. Mereka hanya mengaku-mengaku tanah nenek moyangnya, tetapi ketika diminta menuliskan silsilah keturunan, tidak ada hubungannya dengan kepemilikan lahan di Pulau Pari,” bebernya kepada HR, akhir pekan ini.

"Ada hal lain yang menggelitik buat saya, mereka selalu menggembar-gemborkan bahwa mereka sudah mendiami Pulau Pari selama empat generasi. Oke saya minta bukti silsilah keturunan nasab mereka. Paling hanya 1 atau 2 orang saja, itupun saya yakin betul tidak sampai 4 generasi, karena asumsi saya bahwa saat ini saya saja adalah cucu dari pemilik tanah. Artinya saya generasi ketiga (mulai dari kakek, bapak, kemudian saya) yang saat ini usia saya hampir 1/2 abad. Jadi pertanyaan besarnya yang harus dijawab adalah siapa generasi pertama mereka? Apakah benar merupakan pemilik lahan di Pulau Pari? Seberapa luaskah lahan yang dimiliki?" sambung Slamet.

Slamet meyakini selebihnya (mayoritas) adalah penumpang gelap alias pendatang yang entah dari mana mengaku-ngaku sebagai pewaris tanah. "Contoh kongkret adalah Edi Priadi, berdasarkan hasil investigasi saya, orang ini lahir di Jambi, istrinya lahir di Jawa Timur. So..., yang mana nenek moyang, yang katanya punya tanah di Pulau Pari? Tunjukkan kepada saya bukti-bukti dari pengakuan mereka! So..., It's something wrong! Ada sesuatu yang salah dalam cara berfikir sebagian masyarakat Pulau Pari,” paparnya.

Ia berharap masih bisa diselesaikan tanpa harus masuk ke ranah hukum. Karena kasihan masyarakat Pulau Pari hanya akan jadi korban. “Cukup Pak Edi saja yang terlanjur dikasuskan, yang lain klo bisa jangan,” pintanya.

“Pesan saya kepada pihak-pihak yang memperkeruh situasi, janganlah warga Pulau Pari dijadikan korban untuk tujuan-tujuan tertentu. Saat ini mereka berhasil memprovokasi warga bahwa tanah Pulau Pari adalah tanah tidak bertuan. Sehingga mereka tergiur untuk mendapatkan tanah gratisan. Sangat tidak masuk akal pemerintah akan membagikan-bagikan tanah di Pulau Pari secara cuma-cuma. Kata siapa tanah tidak bertuan? Kalau mau sombong, saya salah satu tuan tanah di Pulau Pari, sebelum dijual kapada PT Bumiraya,” tegas Slamet.

Ditanya tentang Sulaeman alias Khatur apakah termasuk ahli waris, baik Pak Slamet maupun Pak Mashud tidak mengenalnya, dan tahu namanya juga baru-baru kemarin. Keduanya meyakini Kathur adalah termasuk warga pendatang bukan asli keturunan leluhur Pulau Pari, namun sudah ber-KTP Pulau Pari.

Nama Sulaeman alias Kathur menurut warga di Pulau Pari, katanya memiliki 7 homestay, mulai mencuat memasuki tahun 2017, setelah dirinya dipilih menjadi Ketua RT 04 Pulau Pari. Pria ini lahir di Palembang, Sumsel adalah pendatang ke Pulau Pari sekitar tahun 1997. Tanahnya di Pulau Pari sudah dibeli oleh perseorangan yang tergabung dalam konsorsium PT. Bumi Pari Asri. Terindikasi gencar membentuk opini dan memprovokasi bahwa warga Pulau Pari akan digusur oleh PT Bumi Pari Asri. Tetapi faktanya dari beberapa kesepakatan tidak ada penggusuran, yang ada kerjasama yang saling menguntungkan. Bahkan akan membawa manfaat bagi warga.

Status tanah Pulau Pari
Perlu diketahui kepemilikan hak tanah di Pulau Pari oleh konsorsium Bumi Pari Asri (dulu Bumi Raya) sudah sesuai dengan proses dan ketentuan yang berlaku. Masyarakat asli dan pemilik sah tanah Pulau Pari di tahun 1990 berniat menjual tanahnya. Maka sejak tahun 1990 konsorsium melakukan jual beli lahan memiliki hak tanah lewat proses mekanisme jual-beli tanah yang dikukuhkan dengan Akte PPAT/Camat Kepulauan Seribu dari masyarakat.

Saat itu penduduk Pulau Pari yang tanahnya dijual hanya bersifat menumpang. Maka masyarakat mengajukan permintaan untuk dipindahkan ke Pulau Tidung, dengan mengharapkan imbalan rumah dan tanah secara gratis di Pulau Tidung. Berdasarkan permintaan itu, maka disediakan anggaran sebesar Rp1.300.000 per KK untuk membangun sendiri rumah di Pulau Tidung dengan luas tanah hibah sekitar 200 m2, dan juga diberikan uang pengganti pohon produktif masyarakat," ungkap Endang Sofyan.

Endang menjelaskan, kemudian tahun 1995 pemindahan masyarakat Pulau Pari ke Pulau Tidung dimulai di Kampung Baru Pulau Tidung yang telah dikavling dan dibangun fasilitas sosial. Akan tetapi di tahun 1998 masyarakat yang telah dipindah ke Pulau Tidung mulai kembali lagi ke Pulau Pari. Hal itu diakibatkan, yang katanya akibat krisis moneter, dimana BBM dan biaya hidup sangat mahal saat itu. Dan tahun 2008, masyarakat mengajukan instalasi listrik ke PLN, tapi tidak disetujui PLN, karena lahan yang dipakai adalah milik PT Bumi Pari Asri.

“Akhirnya masyarakat pada 1 Juni 2008 diketahui RT/RW, Lurah dan Camat Pulau Pari membuat surat pernyataan, bahwa masyarakat benar telah menempati tanah milik PT Bumi Pari Asri, dan bersedia segera meninggalkan tanah yang dipergunakan tersebut tanpa tuntutan dalam bentuk apapun, apabila tanah yang ditempati tersebut akan dimanfaatkan oleh PT Bumi Pari Asri,” paparnya.

Sudah dijualnya tanah oleh masyarakat asli Pulau Pari, dibenarkan oleh Pak Slamet. Dikatakan dia, awalnya lahan di Pulau Pari sebagian besar pemiliknya adalah warga Pulau Tidung, Pulau Panggang, dan lainnya, yang pada saat itu Pulau Pari masih termasuk Kelurahan Pulau Tidung. “Yang menjual jumlah pastinya saya kurang tahu, yang jelas penjualan waktu itu bertahap, tidak sekaligus, dan masih ada beberapa orang yang belum sempat menjual tanahnya, anatara lain Mat Lebar dan ada 1 atau 2 orang lagi. Perusahaan juga mengakui bahwa ada tanah-tanah yang belum dibeli. Kalau penjualan tanah waktu itu kepada perorangan yang kemudian tergabung dalam perusahaan PT. Bumi Pari Asri. Intinya tanah yang ada di Pulau Pari sebagian besar sudah dijual kepada PT. Bumiraya waktu itu,” ujarnya.

Yang jelas tanah Pulau Pari dulunya sudah dijual. Dan pemilik aslinya orang Pulo Tidung. Sekarang yang mengaku pemilik mendirikan bangunan tanpa izin pemilik, dan mereka tidak ada hubungan waris dengan pihak penjual awal,” timpal Mashud.

Slamet menceritakan, yang jelas ketika saya kecil, orang tua saya seringkali mengajak saya memanen hasil kelapa (Ngunduh) buah kelapa di Pulau Pari, dan setiap tahun bayar pajak yang pada waktu itu disebut Ireda/Ipeda, luasnya 14.000m2. “Itu yang saya sering lihat di surat Pajaknya," ujarnya.

Menurutnya, asal mula pendatang di Pulau Pari karena pada waktu dulu sering orang luar datang menumpang dan meminta minta izin kepada orang tuanya menumpang mendirikan gubuk untuk rumah tinggal mereka sementara sambil ikut menjaga kebon jangan sampe buahnya dipetik orang.

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pendatang yang membuat gubuk sementara di lahan-lahan Pulau Pari. “Saya tidak punya kepentingan apa-apa. Hanya ingin meluruskan dan merasa prihatin. Karena ternyata ada juga tanah leluhur yang sudah dijual oleh orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungan dengan pemilik lahan yang dulu dan sekarang. Ternyata para ahli waris yang lainpun berpendapat sama dengan saya. Hanya mereka tidak pernah dimintakan bantuannya untuk klarifikasi dan diikut sertakan dalam menyelesaikan permasalahan tanah Pulau Pari,” terangnya.

Lebih lanjut Slamet mengutarakan, ketidak mengertian ada tuntutan tentang pembagian 50%, 40% dan 10%. Apakah mereka tidak mengerti atau mau mengerti, bahwa tanah yang mereka diami saat ini adalah milik orang lain. Bagaimana bisa tahu bahwa itu 40% dari berapa luasnya? Karena kalau setiap kali ada pengukuran lahan selalu dihalangi warga. Bahkan ketika perusahaan mau melakukan pengukuran seberapa luas lahan yang belum dibeli, juga dihalangi.

“Ini aneh menurut saya. Kalau tidak ada yang memprovokasi warga dengan dalih setiap kali ada pengukuran selalu dihembuskan akan digusur, diintimidasi. Ini lebih aneh lagi bahkan mungkin bin ajaib, jika tanah seluas 40% dari yang dimiliki perusahaan itu harus dihibahkan kepada pemerintah, kemudian diserahkan kepada warga, tanpa ada prosedur dan proses peralihan yang harus dilakukan. Ini hukum apa yang digunakan? Di zaman sekarang ini, buang hajat saja harus bayar. Ini masalah tanah, yang sebagian orang beranggapan lebih mahal dari emas. Mau didapat dengan cara gratis atau kalau kata orang Malaysia "percuma". Logika berfikirnya dimana?” ucapnya.

Masih ada hal yang belum bisa diterima logika saya, kalau sudah mendiami lahan sekian tahun, maka lahan tersebut bisa menjadi hak milik yang mendiami, karena dianggap lahan terlantar atau lahan tidur. Kalau lahannya ada di pedalaman Kalimantan atau Papua saya masih bisa terima. Lah, ini di Pulau Pari yang notabene masih bagian dari ibu kota negara, kok dibilang tanah diterlantarkan, padahal pajaknya tiap tahun dibayar,” ujar Slamet.

Pak Slamet yang paham tentang ketentuan hak atas barang menjelaskan, perlu diketahui cara atau sebab memperoleh sebuah benda itu secara hukum dan ketentuan, yaitu Beli, Warisan, Hibah atau pemberian. Maka diluar dari 3 cara tersebut adalah Ilegal atau melanggar hukum.

Kalau diperoleh dengan cara membeli, maka keabsahan atau legalitas kepemilikannya Akte Jual Beli yamg kemudian diatasnya ada sertipikat. Kalau diperoleh dari waris, maka keabsahan kepemilikannya disebut Akte Hak Bersama atas sebidang tanah selanjutnya bisa ditingkatkan menjadi sertipikat. Kalau diperoleh dengan cara pemberian atau hibah, maka bukti kepemilikannya berbentuk Akte Hibah.

Dan hibah ini pun harus ada sebabnya. Contoh karena seseorang berstatus anak angkat, maka dia tidak berhak mendapatkan hak warisan, tetapi boleh orang tua angkatnya menghibahkan tanah atau benda lainnya, tetapi tidak boleh lebih dari sepertiga (jika merujuk kepada hukum Islam) atau seorang boss menghibahkan tanah kepada seorang karyawannya, karena si karyawan prestasi atau jasa-jasanya, atau karena rasa kasihan/iba. “Kemudian minta dihibahkan kepada warga. Istimewa sekali warga di sana, yah! Bagaimana dengan masyarakat lain yang tinggal di daerah lain?” tuturnya. igo/nel








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Sabtu, 25 Februari 2017
Pemkab Launching Kalender Pariwisata “Horas Samosir Fiesta 2017"

Pemkab Launching Kalender Pariwisata “Horas Samosir Fiesta 2017"

JAKARTA, HR – Sebanyak 10 event pariwisata digelar sepanjang tahun 2017 di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Event festival musik dan budaya telah disiapkan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Samosir. Untuk pelaksanaan 10 event itu, Pemkab telah menganggarkan Rp 2,2 miliar dari APBD Dinas Pariwisata Kab Samosir.

(Ki-ka): Ombang Siboro, 
Rapidin Simbolon dan Juang Sinaga
“Ini baru pertama kali kami me-launching kalender pariwisata yang dikemas dalam Calendar of Event Samosir 2017,” kata Bupati Samosir, Rapidin Simbolon di Hotel Acacia, Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Kegiatan bertajuk “Horas Samosir Fiesta 2017” akan disemarakkan dengan 10 event unggulan. Upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pengembangan destinasi prioritas, salah satunya adalah kawasan Danau Toba.

Sekaligus sebagai upaya untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Kabupaten Samosir yang tahun ini mentargetkan 200 ribu wisatawan. Serta, mendukung program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang menargetkan 15 juta kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air pada tahun ini.

Bupati Samosir mengatakan, Horas Samosir Fiesta merupakan even tahunan Kabupaten Samosir yang berlangsung sejak 2014 dan menjadi salah satu pesona dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Toba.

"Pada tahun ini Events Horas Samosir Fiesta 2017 kita harapkan akan lebih sukses. Oleh karena ini kami me-lauching di Jakarta, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya di Kota Medan. Langkah ini penting untuk promosi event Samosir yang dikemas untuk skala internasional yang diharapkan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai negara," kata Rapidin Simbolon didampingi Wabup Juang Sinaga dan Kadis Pariwisata Kab Samosir, Ombang Siboro.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon menjelaskan, untuk mensukseskan Events Horas Samosir Fiesta 2017 dalam sepanjang tahun ini akan ditampilkan 10 even unggulan yakni; Festival Pasir Putih yang akan berlangsung pada 25 Maret 2017; Festival Gondang Naposo (29-30 April); Samosir Band Festival (12-13 Mei); Batak Fiesta, (27-29 Juni); Horja Bius Mangalahat Horbo (7-8 Juli); Samosir Music International (12 Agustus); Samosir Lake Toba UlÜa Marathon (22-23 September); Samosir Jazz Season (28 Oktober), Sigalegale Carnival (25 Nopember) dan Festival Sipinggan (28 Desember).

Acara launching Events Horas Samosir Fiesta 2017 dimeriahkan dengan pagelaran seni, pemutaran video ‘Samosir Untuk Dunia’, ‘Negeri Indah Kepingan Surga' dan rangkaian lagu dan musik.

Hadir dalam acara tersebut pejabat Kemenpar, Bupati dan Wakil Bupati Samosir, DPRD Samosir, anggota DPR Junimart Girsang, Maruarar Sirait, Yanti dari Komisi X, Ses JAM Pidsus Kejagung Sudung Situmorang merupakan putra dari Samosir, Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede, pihak Marketing Otorita Danau Toba Simanjuntak dan undangan lainnya. jt/nel








Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis
Kamis, 23 Februari 2017
Nonton Film Gratis di PIFF “Love Philosophy”

Nonton Film Gratis di PIFF “Love Philosophy”

JAKARTA, HR - Melanjutkan kesuksesan even Plaza Indonesia Film Festival (PIFF) di tahun lalu, seiring bulan Februari sebagai bulan yang dikenal sebagai bulan Cinta, kembali 2017 Plaza Indonesia menggelar PIFF bertema Cinta di bulan Februari, bekerjasama dalam bentuk kuratorial dengan Pabrikultur, dan didukung oleh Cinema XXI, Slate All Film, Hard Rock FM & Cosmopolitan FM.

Ada enam film beragam cerita filosofi cinta yang telah dikurasi bersama dengan Pabrikultur, yaitu Salawaku, The Red Turtle, Ziarah, One Wild Moment, Bukaan 8 dan Sing Street masuk dalam Plaza Indonesia Film Festival.

“Tahun 2017 ini, Plaza Indonesia semakin teliti dalam mengakurasi film-film yang akan ditampilkan dalam PIFF, karena kami selalu ingin memberikan film-film berkualitas yang sukses di beragam film festival dunia, agar dapat dinikmati oleh pecinta film Indonesia. Seperti dihari pembuka, Salawaku dan Ziarah yang mendapatkan banyak penghargaan bergengsi, baik di Indonesia ataupun mancanegara. The Red Turtle yang menjadi nominasi sebagai The Best Animation Movie di penghargaan setingkat Academy Awards dan juga Sing Street, yang juga dinominasikan sebagai Best Motion Picture Musical or Comedy di penghargaan setingkat Golden Globe,”jelas Zamri Mamat, General Manager Marketing & Communications PT Plaza Indonesia Realty saat pembukaan PIFF, Rabu (22/2/2017) di The Lounge Plaza Indonesia XXI, Jakarta Pusat.

Film Festival (PIFF) bertemakan Cinta yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 22 hingga 24 Februari 2017, dibuka dengan film Salawaku, pemenang Best Feature Film Apresiasi Film Indonesia, Best Cinematography Festival Film Indonesia, Best Supporting Actress Festival Film Indonesia dan Best Child Actor Festival Film Indonesia berlatar di Pulau Seram, Maluku. Mengisahkan seorang anak laki-laki bernama Salawaku 6yang mencari kakaknya, hingga harus menempuh perjalanan jahu seorang diri.

The Red Turtle, pemenang Special Jury Prize Festival De Cannes dan nominasi Best Animated Feature Academy Award 2017, hasil karya Michael Dudok de Wit menampilkan animasi indah tanpa dialog, yang bercerita tentang seorang pria terdampar di pulau tropis yang dihuni oleh kura-kura, kepiting dan burung. Hingga akhirnya dia jatuh cinta dengan penyu merah, merupakan jelmaan wanita cantik berambut merah.

Dilanjutkan di hari kedua dengan film Ziarah, pemenang Best Asian Feature Salamindanaw Asian Film Festival 2016, bercerita tentang seorang perempuan berusia senja bernama Sri, dipisahkan dari Prawiro karena situasi perang di tahun 1948, dan hingga kini beliau tetap mencari keberadaan Prawiro dengan mencari kuburan suami tercintanya. Sedangkan One Wild Moment, adalah film asal Perancis garapan Jean-Francois Richet mengenai dua sahabat yang menghabiskan liburan di Corsica bersama putri masing-masing, hingga akhirnya perseteruan terjadi karena salah satu pria ini jatuh cinta dengan putri sahabatnya.

Sementara di hari ketiga, PIFF menampilkan film Indonesia terbaru Bukaan 8, sebuah film komedi romantis garapan Angga Dwimas Sasongko, bercerita kisah percintaan tanpa restu orang tua, dan pembuktian bagaimana seorang pria berusaha menunjukkan keseriusan cintanya. Dan merupakan film komedi terbaru Chicco Jerikho menyambut anak pertamanya. Juga menampilkan film independen Irlandia, Sing Street, adalah film yang mengambil lokasi shooting di Dublin, sarat dengan nuansa music Pop, mengisahkan perjuangan seorang remaja bernama Connor dalam membentuk band untuk menarik perhatian wanita yang disukainya.

“Untuk pecinta film yang ingin menonton PIFF tidak dipungut biaya, dapat mengirimkan email ke piff@plazaindonesia.com, dengan format mencantumkan nama, No telpon, film yang diinginkan serta jumlah tiket, sebelum hari penayangannya. Satu orang maksimal hanya dua tiket,”kata Amalia Andayani, Event & Promotions Manager PT Plaza Indonesia, selaku Ketua PIFF. igo










Suka berita ini ! Silahkan KLIK DISINI.
Masukan email anda untuk berlangganan berita terkini gratis