Pembangunan SDN Buaran Mangga IV Diminta Tinjau Ulang
TANGERANG, HR - Rencana pemerintah kabupaten (Pemkab) Tangerang membangun gedung baru SDN Buaran Mangga IV di wilayah Kampung Sugri, Desa Surya Bahari, kecamatan Pakuhaji nampaknya tidak akan berjalan mulus.
Pasalnya, sejak adanya informasi bahwa SDN Buaran Mangga IV yang terletak di wilayah Buaran Mangga itu akan dipindahkan ke Kampung Sugri, sebagian besar orang tua telah menyatakan tidak mau atau keberatan jika putra-putri mereka nantinya bersekolah di tempat yang baru tersebut.
Alasannya, karena letak sekolah cukup jauh dari tempat tinggal mereka. "Kalau benar SDN Buaran Mangga IV akan dipindah ke Kampung Sugri, saya akan memindahkan anak saya dari sekolah sekarang karena letaknya cukup jauh," ujar beberapa orang tua siswa kepada HR belum lama ini.
Para orang tua siswa berharap agar Pemkab Tangerang membatalkan rencana membangun gedung SDN Buaran Mangga IV di Kampung Sugri, dan mencari lahan atau lokasi sekolah di tempat lain yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka.
Kepala Sekolah SDN Buaran Mangga IV, Hj Ikoh Komalawati menyebutkan, setelah mendengar bahwa sekolah ini akan dipindahkan ke Kampung Sugri, para orang tua memang sudah secara terang-terangan mengatakan tidak akan mau jika anak-anak mereka juga dipindahkan ke Kampung Sugri, alasan mereka karena letaknya cukup jauh. “Padahal, hampir 80 persen dari sebanyak 377 siswa di sekolah ini berasal dari Buaran Mangga," kata Ikoh Komalawati.
Selain letaknya yang cukup jauh, masih menurut Ikoh Komalawati hanya terhalang dua petak sawah atau sekitar 200 meter dari lokasi yang telah ditetapkan oleh Pemkab Tangerang untuk bangunan SDN Buaran Mangga IV, di Kampung Sugri sudah ada SDN Buaran Mangga III yang siswanya hanya sekitar 200 orang.
Sebenarnya, kata Ikoh Komalawati, pemindahan gedung SDN Buaran Mangga IV ke lokasi yang lain tapi berdekatan dengan pemukiman warga sudah sangat mendesak, karena selama ini ruang belajar yang ada hanya tiga kelas dan di tempat itu tidak memungkin lagi untuk dibangun ruang kelas baru akibat keterbatasan lahan sekolah.
"Ruang kelas yang ada hanya tiga, dan selama ini proses belajar dan mengajar terhadap sebanyak 377 siswa terpaksa dilakukan pagi, siang dan sore hari," jelasnya. ■ zn