Sopir Taxi Gelap Bandara Soetta Dicambuk dan Disiksa, Budi Karya Sumadi Bungkam !
Korban penyiksaan yang dilakukan oknum berpakaian TNI Marinir dan pamdal AP 2 Bandara Soetta. (insert) Dirut AP 2, Budi Karya Sumadi. |
JAKARTA, HR – Kasus penyiksaan yang dilakukan segerombolan oknum berpakaian TNI Marinir beserta Pamdal AP II Bandara Soetta, kepada puluhan sopir taxi gelap, proses penyidikannya terkesan berjalan di tempat. Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, ketika dikonfirmasi pun, turut bungkam.
Sangat miris bila masih ada penegakan hukum yang dilakukan oknum di sebuah negara hukum dengan cara penyiksaan menggunakan ranting pohon, fiber, dan kayu. Apalagi Indonesia bukanlah negara barbar, penegakan hukum di negara ini ada aturan mainnya.
Di satu sisi, penyiksaan yang dilakukan oknum berpakaian TNI Marinir dan pamdal AP 2 Bandara Soetta itu bertujuan agar para sopir taxi gelap tidak lagi mangkal di areal Bandara Soetta, serta tidak mengganggu kenyamanan angkutan massal yang diakui pemerintah. Namun disisi lain, tindakan atau perbuatan tersebut justru telah merusak citra Indonesia sebagai negara hukum. Perlu ditelusuri siapa rantai komando yang memerintahkan oknum berpakaian TNI Marinir dan Pamdal AP 2 Bandara Soetta untuk melakukan penyiksaan tersebut.
Perlu diketahui, para sopir taxi gelap itu mengais rejeki demi menghidupi keluarganya. ada cara elegan yang dapat digunakan agar taxi gelap itu tidak lagi mangkal di areal Bandara Soetta. Namun, cara elegan itupun sepertinya tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Yang menjadi pertanyaan, taxi gelap itu telah beroperasi di areal Bandara Soetta selama bertahun-tahun, dan penindakan yang dilakukan pengelola Bandara hanya penindakan teguran tanpa sanksi tegas.
Kasus penyiksaan itu dilakukan di dekat areal Pos Pemadam Kebakaran di areal Bandara Soetta saat malam takbiran Idul Fitri 1436 H tersebut telah dilaporkan ke Polres Bandara Soetta. Namun, beberapa wartawan yang mencoba konfirmasi ke Polres Bandara Soetta, mengaku pihak Polres cenderung tutup mulut.
Menurut sumber HR, yang turut menjadi korban, aksi penertiban yang dilakukan di waktu dini hari itu dibumbui dengan aksi cambuk terhadap beberapa sopir dengan menggunakan seling besi, ranting pohon dan fiber.
Berdasarkan bukti gambar identifikasi yang diperoleh HR, tubuh beberapa sopir itu mengalami luka yang sangat serius dibagian badan diakibatkan cambukan menggunakan besi seling, dan ranting pohon.
Aksi penertiban yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II itu dinilai sebagai aksi barbar yang melanggar HAM. Maka kini sejumlah sopir yang tidak terima karena menjadi korban aksi pemukulan itu menempuh jalur hukum dengan mengadukan pihak yang terkait ke Polres Bandara Soekarno-Hatta dan Komnas HAM.
Direktur AP 2, Budi Karya Sumadi, Rabu (29/7), saat dikonfirmasi melalui telepon dan SMS, tidak menjawab. Bahkan, HR juga telah melengkapi konfirmasi by phone tersebut dengan BAP dan gambar korban, namun hal itu tidak juga dijawab oleh mantan Dirut Pembangunan Jaya Ancol dan mantan Dirut Jakarta Propertindo tersebut. kornel
Sadis...patut dihukum berat pelakunya, dan juga pimpinannya...lanjutkan membela rakyat yang terzolimi..salam hangat dari KORANMETRO.com
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus