Batching Plant Setiabudi, Wakil Camat Kebakaran Jenggot
JAKARTA, HR - Kegiatan usaha pengolahan cor adukan (Concrete Batching Plant) di RW 01 Karet Setiabudi yang dari awalnya ditentang, namun, sampai saat ini masih beroperasi menghasilkan penderitaan bagi sebagian besar warga.
Akibat rusaknya lingkungan di sekitar proyek. Warga menilai, jika Walikota beserta jajaran lebih pro pengusaha, daripada membela warga.
Salah seorang warga, yang tidak bersedia namanya di publikasikan, menduga jika Wakil Camat Setiabudi menjadi aktor utama terkait kegiatan usaha tersebut.
"Saya berani menduga, Wakil Camat Setiabudi menerima upeti dari pihak perusahaan," ungkapnya.
Masalah perizinan kegiatan, dipertegas oleh Kepala Seksi Penaatan Hukum Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta Selatan, Ayu. Menurut Ayu, dampak kegiatan pengolahan instalasi adukan beton sangat besar. Dan perizinan kedua perusahan juga tidak lengkap.
Pada sisi lain, perwakilan PT Adhimix dan PT Pioner Beton, menepis keberatan warga. Sebab mereka sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Bahkan secara teori, paparan mereka sangat meyakinkan, dan tak tepat jika masyarakat keberatan.
Adapun Wakil Camat Setiabudi, Tamo S, seperti kebakaran jenggot, ketika dikonfirmasi akan dugaan gratifikasi yang mengarah kepadanya. Bahkan menantang awak media untuk menulisnya.
"Kalau ada yang ngomong seperti itu, sama saja dengan maling teriak maling. Memang saya sudah kenal dengan pihak PT Pioneer, sewaktu saya Sekcam di Tebet," katanya melalui telepon seluler.
Ketika Camat Setiabudi diminta akan perizinan kegiatan Concrete Batching Plant perusahaan, Freddy mendelegasikan kepada wakilnya. Seakan menggambarkan, dominasi wakilnya dalam kekisruhan ini. rg/jl
Sebaiknya HROnline ungkap kasus ini ke Ahok krn sejatinya ada belasan / bahkan puluhan CBP ilegal beroperasi di seantero wlyh DKI & dpt bekingan aparat kewilayahan Pemprov.Jk Balaikota DKI bisa 'kebakaran jenggot' semoga akan ada efeknya. Tksh
BalasHapus