Polres Cirebon Diminta Ungkap Kasus Pencurian
CIREBON, HR - Bantuan Demfarm KKP tahun 2012 dicuri. Menurut Ketua LSM BMW City Kab Cirebon Endi Rohendi yang selalu aktif monitoring berhasil menemukan barang bantuan Demfarm yang dicuri oleh oknum pengusaha tambak.
Bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program revitalisasi tambak udang, pada tahun 2012 dalam bentuk barang berupa plastik mulsa, kincir, pompa air, genset, kincir, benih udang dan pakan di Desa Bungko Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten
Cirebon diduga akan digelapkan oleh oknum pengusaha pengelola tambak udang tertangkap basah.
Peristiwa itu diketahui ketika masyarakat melihat ada orang sedang menaikan barang-barang bantuan KKP ke atas dua mobil truk, kemudian dilaporkan kepada pengusaha petani tambak setempat.
Kemudian kejadian tersebut langsung diberitahukan kepada penanggung jawab melalui SMS, kata Kamsudi pengusaha petani tambak setempat kepada media HR Minggu (15/3).
Menurut Kamsudi yang melakukan komunikasi (SMS) Mai (karyawan tambak) dengan Gunawan (pengusaha pengelola tambak Jakarta) dan dalam isi SMS intinya menyatakan barang bantuan dari KKP tidak boleh dikeluarkan.
Setelah mendapat informasi itu, kemudian ia (Mai) melaporkan ke balai desa setempat guna meminta bantuan aparat. Ketika Mai sudah melaporkan ke Desa Bungko Lor, ternyata barang-barang KKP sudah selesai dimuat dan dalam perjalanan keluar dari lokasi tambak. Sehingga warga setempat segera mengejar dan menghentikan dua mobil tersebut. “Kemudian dua kendaraan beserta isinya dibawa di kantor desa,” jelasnya.
Sekretaris Kelompok Mina Tambak Mas Desa Bungko Lor Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, Kadri kepada HR kemarin membenarkan adanya peristiwa penangkapan dua mobil pengangkut barang-barang bantuan KKP.
Karena untuk menjaga keamanan sehingga terpaksa dua kendaraan dan mesin bantuan KKP ditahan di kantor desa. Dijelaskan, barang-barang itu dari program revitalisasi tambak udang melalui tambak demfarm yang digulirkan oleh KKP pada tahun 2012 lalu diserap enam kelompok yaitu Kelompok Mina Tambak Makmur (Wawan, Ketua), Kelompok Mina Tambak Mas (Sayidin, Ketua), Kelompok Mina Bahari (Basyar, Ketua), Kelompok Karya Mandiri Darma (Maulana Iksan, Ketua), Kelompok Telagasari (Tawakid, Ketua) dan Kelompok Lebe Tawa (Sujakinah).
Dari enam kelompok tersebut, beber Kadri, menerima bantuan program KKP melalui revitalisasi tambak udang, pada tahun 2012 menerima dalam bentuk barang berupa plastik mulsa, kincir, pompa air, genset, benih udang dan pakan.
Karena keenam kelompok ini sebenamya tidak punya lahan tambak. Sehingga untuk menjalankan program tersebut, pihaknya melakukan kerjasama dengan pengusaha dari Jakarta.
Kemudian pengusahalah yang menjalankan usaha tambak dari program revitalisasi tambak udang, pada tahun 2012 lalu, ungkap Kadri. Ternyata program industrialisasi perikanan budidaya berupa revitalisasi tambak udang dari KKP gagal merevitalisasi tambak udang di Desa Bungko Lor tahun 2012 tetapi barang-barangnya seperti mesin, kincir dan lainnya masih di lokasi, terangnya.
Mesin-mesin itu diduga oleh pengelola akan dijual sebagai upaya untuk menutupi kerugian. Namun persoalannya barang-barang itu bukan milik perusahan atau milik kelompok, bebernya.
Sebab Kelompok Mina Tambak Mas Desa Bungko Lor merasa sudah tidak sanggup lagi mengelola tambak, maka barang-barang tersebut dititipkan kepada pengusaha tersebut agar diamankan sementara dan bukan untuk dijual.
Sementara, Kepala Desa Bungko Lor Hj Lisa melalui Kaur Umum, Aman mebenarkan pihak pemerintah desa telah mengamankan dua buah modil dan mesin tambak yang sebelumnya dicurigai dari basil curian.
Namun setelah para pihak pemilik barang-barang tersebut dipertemukan oleh pihak kepolisan dan koramil di kantor bale desa. Kemudian dibuat berita acara penyerahan barang antara kelompok petani tambak dengan pengusaha. ■ h saripudin/r bintoro
0 komentar :
Posting Komentar
Sebaiknya anda berkomentar dengan bijak. DILARANG berkomentar berbau sex, sara, dan lainnya yang melanggar hukum.