Pemkab Purwakarta Bantu Pengobatan Pasien Thalasemia
PURWAKARTA, HR – Purwakarta menjadi salah satu daerah rawan terjangkit penyakit Thalasemia. Menurut data Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta, terdapat trend kenaikan penderita penyakit ini dan didominasi oleh anak-anak, sepanjang Tahun 2015 saja terdapat 98 pasien yang terdiri dari pasien rawat jalan 34 orang, pasien rawat inap 41 orang dan pasien rawat darurat 23 orang.
Dedy Mulyadi bersama pasien thalasemia. |
Dalam rangka mengurangi beban pasien Thalasemia Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengalokasikan anggaran Rp 500 juta. Bantuan ini menjadi bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap warga kurang mampu mengingat kebanyakan dari penderita Thalasemia di Purwakarta berasal dari keluarga pra sejahtera yang tidak mampu memenuhi biaya pengobatan, sedangkan pasien Thalasemia sangat tergantung pada transfusi darah untuk bisa mencapai kesembuhan.
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih saat dimintai keterangan mengenai hal ini. Senin (7/3) mengatakan bahwa mereka selalu mengakomodir siapapun pasien yang datang untuk berobat. Ini tidak terlepas dari program Jaminan Masyarakat Purwakarta Istimewa yang sejak lima tahun lalu efektif diberlakukan atas kebijakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
“Kami terus melakukan pelayanan maksimal pada masyarakat, cukup foto copy KTP, Kartu Keluarga dan Surat Rujukan dari Puskesmas, begitu pun untuk pasien thalasemia,” kata Direktur RSUD Bayu Asih, Agung Darwis.
Ditempat berbeda, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyatakan rasa empati yang sedalam-dalamnya kepada seluruh penderita thalasemia di Kabupaten Purwakarta. Ia menuturkan bahwa transfusi darah menjadi tindakan medis yang harus selalu dilakukan demi kesembuhan para penderita.
“Karena hal inilah kami bantu para pasien, anggarannya kami siapkan dari APBD untuk kebutuhan pasien ini, kasihan mereka kesusahan,” kata Dedi.
Dedi menambahkan, Pemkab Purwakarta akan segera melengkapi fasilitas check-up dan pengobatan untuk penderita thalasemia di RSUD Bayu Asih, tak sampai disitu, tenaga ahli (dokter spesialis-red) pun akan stand by secara bergantian sesuai dengan jadwal piket yang diatur oleh pihak rumah sakit.
“Ikhtiar penyembuhan akan kami lakukan secara maksimal sampai pasien dinyatakan sembuh,” ujar Dedi. petrus
0 komentar :
Posting Komentar
Sebaiknya anda berkomentar dengan bijak. DILARANG berkomentar berbau sex, sara, dan lainnya yang melanggar hukum.